Rabu, 16 November 2011

METODE ANALISIS HARGA PANGAN1


Handewi P.S. Rachman

Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161


Abstrak

Harga dan kaitannya dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani merupakan salah satu elemen penting dalam ekonomi pangan. Terkait dengan hal tersebut, maka analisis harga pangan menjadi hal penting guna perumusan kebijakan stabilisasi harga dan peningkatan produksi pangan serta membuat peramalan harga pangan ke depan. Makalah ini bertujuan  untuk   membahas  metode  analisis   harga   pangan.  Cakupan  bahasan  meliputi pentingnya analisis harga pangan, alternatif teknik analisis harga pangan), dan pemanfaatan analisis harga pangan. Secara umum terdapat tiga metoda analisis harga yang biasa digunakan oleh para analis, yaitu (1) analisis kuantitatif yang didasarkan pada pola perilaku yang terjadi pada data deret waktu (time-series data), (2) pendekatan neraca (balance-sheet approach), dan (3) pendekatan kuantitatif dengan memperhatikan keterkaitan antar variabel (fungsi permintaan- penawaran-harga). Selain itu, dapat digunakan teknik riset operasi seperti metode linear programming. Hasil analisis harga dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan di bidang pangan khususnya terkait dengan upaya perumusan kebijakan stabilisasi harga  dan  peningkatan  produksi  pangan  untuk  menjamin  kestabilan  ketersediaan  pangan. Selain itu hasil analisis harga juga dapat digunakan untuk membuat peramalan harga suatu komoditas di masa yang akan datang.

Kata kunci: analisis harga, pangan

PENDAHULUAN


Pangan merupakan komoditas strategis dan bahkan sering dikaitkan dengan aspek politis di berbagai negara termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena pangan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karenanya, pemenuhan kebutuhan pangan bagi setiap penduduk setiap waktu merupakan hak azasi manusia yang harus diupayakan oleh pemerintahan suatu negara.
Di  Indonesia,  pentingnya  masalah  pangan  dapat  ditunjukkan  antara  lain dengan telah diundangkannya Undang-Undang No 7 tahun 1996 tentang pangan. Selain itu berbagai kebijakan terkait dengan upaya peningkatan produksi pangan dan berbagai faktor pendukungnya, kebijakan stabilitas harga pangan serta sistem distribusinya dalam


1   Makalah disampaikan pada Apresiasi Sistem Distribusi Pangan dan Harga Pangan” oleh   Badan Ketahanan  Pangan,  Departemen  Pertanian,  di  Pusat  Manajemen  Pengembangan  SDM  Pertanian, Ciawi,-Bogor, 3 5 Juli 2005


upaya pemenuhan kebutuhan pangan (khususnya pangan pokok beras) telah dilaksana- kan secara terus menerus dalam setiap tahapan pembangunan.
Dari  berbagai  aspek ekonomi pangan, harga  merupakan salah satu aspek penting yang perlu mendapat perhatian. Pentingnya harga pangan terutama di tingkat petani-produsen (dengan tetap melindungi konsumen), dilakukan oleh pemerintah di berbagai negara melalui kebijakan intervensi. Secara umum tujuan kebijakan peme- rintah di bidang pangan (harga) adalah untuk mencapai salah satu atau kombinasi dari beberapa hal berikut: (1) membantu meningkatkan pendapatan petani, (2) melindungi petani kecil untuk tetap memiliki insentif menghasilkan pangan, (3) mencapai swasem- bada pangan dan mengurangi ketergantungan impor, (4) menurunkan ketidakstabilan harga dan pendapatan petani, dan (5) memperhatikan daya beli konsumen agar kebutuhan pangan penduduk terpenuhi.
Beberapa instrumen kebijakan harga pangan dalam rangka melindungi petani produsen  yang  umum  dilakukan  pemerintah  adalah  melalui  (1)  penetapan  harga tertinggi-terendah dan atau harga pembelian pemerintah, (2) penetapan waktu dan atau volume  impor,  (3)  pengaturan  volume  stok  (cadangan)  pangan  pemerintah  dan pelepasan stok ke pasar, dan (4) penetapan larangan ekspor.
Dari uraian di atas, terlihat bahwa aspek harga dan kaitannya dengan peningkatan  pendapatan  dan  kesejahteraan  petani  merupakan  salah  satu  elemen penting  dalam  ekonomi  pangan.  Terkait  dengan  hal  tersebut,  maka  analisis  harga pangan menjadi hal penting guna perumusan kebijakan stabilisasi harga dan pening- katan produksi pangan serta membuat peramalan harga pangan ke depan.
Makalah  ini  bertujuan  untuk  membahas  metode  analisis  harga  pangan. Cakupan bahasan meliputi (1) pendahuluan, (2) pentingnya analisis harga (pangan), (3) alternatif teknik analisis harga (pangan), (4) pemanfaatan analisis harga pangan, dan (5) penutup.


PENTINGNYA ANALISIS HARGA (PANGAN)


Terminologi   analisis   harga   (pangan)   biasanya   mengacu   pada   analisis kuantitatif dari keterkaitan antara aspek permintaan - penawaran - harga. Dalam hal demikian umumnya penggunaan alat analisis ekonometrik merupakan metode analisis yang sering digunakan. Namun demikian, penggunaan tabel-tabel sederhana dan atau grafik dengan pembahasan secara deskriptif analitis juga menjadi alternatif metode yang sering digunakan dalam analisis harga.
Setidaknya terdapat dua alasan mengapa analisis harga penting untuk dilakukan, dalam hal ini terkait dengan tujuan melakukan analisis harga, yaitu (1) untuk mengestimasi koefisien (parameter) ekonomi tertentu seperti elastisitas permintaan dari

harga komoditas, dan (2) untuk meramalkan (forecasting) harga pada masa datang dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga komoditas tertentu.
Pendugaan (estimasi) dari elastisitas permintaan dan atau harga merupakan salah satu masukan penting bagi pengambil kebijakan pangan untuk menentukan alternatif  kebijakan  seperti  dalam  program  stabilisasi  harga  pangan,  peningkatan produksi (suplai) dan atau penetapan aturan ekspor-impor pangan.  Selain itu, analisis harga (pangan) juga  sering digunakan untuk menganalisis perilaku harga dan peubah- peubah yang terkait.  Sebagai contoh apabila kita ingin mengetahui bagaimana trend (kecenderungan), siklus, atau keteraturan dan ketidakteraturan dari harga suatu komoditas pada rentang waktu tertentu, maka penggunaan analisis harga menjadi hal penting yang dapat menjawab pertanyaan tersebut.


ALTERNATIF TEKNIK ANALISIS HARGA (PANGAN)


Secara umum terdapat tiga pilihan alternatif teknik dalam analisis harga, yaitu (1) analisis kuantitatif yang didasarkan pada pola perilaku yang terjadi pada data deret waktu (time-series data), (2)  pendekatan  neraca (balance-sheet  approach), dan  (3) pendekatan kuantitatif dengan memperhatikan keterkaitan antar variabel (fungsi permintaan - penawaran - harga). Selain itu, beberapa ekonom juga menggunakan teknik riset operasi seperti metode linear programming dalam analisis harga (Tomeck and Robinson, 1990). Masing-masing alat analisis di atas memiliki kelebihan dan keterbatasan. Oleh karena itu pemilihan alat analisis oleh peneliti/pengkaji/petugas tergantung pada tujuan analisis dan ketersediaan sumberdaya (tenaga, waktu, biaya) yang ada.


Analisis Kuantitatif berdasar Pola Perilaku dari Data Deret Waktu
Pendekatan dengan teknik analisis kuantitatif berdasar pola perilaku dari data deret waktu umumnya digunakan untuk melakukan peramalan harga yang akan datang berdasar perilaku kecenderungan harga yang terjadi selama selang waktu ke belakang (satu - dua - lima atau beberapa tahun yang lalu). Pola yang diamati bisa data harian, bulanan,  musiman,  tahunan,  dan  siklus  atau  kecenderungan  umum  yang  terjadi. Semakin panjang data deret waktu tersedia maka semakin tinggi kemampuan dalam meramalkan harga ke depan. Kelemahan metode ini adalah apabila terjadi gejolak faktor eksternal (El Nino, La Nina, krisis ekonomi) maka rataan atau pola perubahan harga yang terjadi tidak dapat sepenuhnya dijadikan acuan peramalan harga ke depan.
Salah satu metode sederhana untuk melakukan peramalan harga yang akan datang adalah dengan mengasumsikan bahwa pola kecenderungan yang telah ada (terjadi) akan berlangsung terus pada waktu yang akan datang. Dengan teknik ini rataan perubahan harga tahunan (trend - persen perubahan harga/tahun) selama beberapa

waktu ke belakang menjadi acuan untuk melakukan peramalan harga yang akan terjadi di masa akan  datang. Teknik ini dapat dilakukan dengan menggunakan tabel-tabel analisis dan perhitungan sederhana.
Penggunaan deflator dalam analisis harga juga biasa digunakan dalam analisis data deret waktu. Umumnya data indeks harga konsumen (CPI-consumer price index) biasa digunakan untuk mengukur nilai riil dari harga maupun pendapatan, yaitu dengan membagi nilai nominal dengan indeks harga. Namun demikian penggunaan data harga dan pendapatan dalam nilai nominal ataupun riil tergantung pada tujuan analisis.
Cara lain untuk melakukan peramalan harga dengan pendekatan kuantitatif dari data deret waktu adalah dengan menggunakan asumsi bahwa terdapat perubahan laju kecenderungan harga yang akan datang dibandingkan waktu yang lalu. Dalam hal demikian, penggunaan  grafik merupakan salah satu metode sederhana yang dapat digunakan untuk melihat pola perilaku harga dan laju perubahan yang ada. Grafik dua dimensi dimana peubah harga sebagai aksis vertikal dan periode waktu sebagai aksis horizontal merupakan cara yang umum dipakai.


Pendekatan Neraca (balance-sheet approach)
Pendekatan dengan menggunakan teknik neraca umumnya digunakan oleh perusahaan yang ingin mengetahui posisi keseimbangan penawaran dan permintaan yang dapat memberikan informasi sebagai bahan perencanaan produksi yang akan datang bagi seorang pengusaha. Melalui pendekatan neraca dapat diketahui apakah dengan tingkat harga yang terjadi terdapat surplus atau defisit terhadap produk (komoditas) tertentu.  Analisis neraca ini juga bermanfaat bagi pengambil keputusan di bidang pangan  terkait dengan  perencanaan  di bidang produksi  komoditas  di suatu wilayah dan pengaturan alokasi distribusi dari daerah surplus ke daerah defisit.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam analisis harga dengan pendekatan neraca     ini   adalah                 bahwa             dalam   mengidentifikasi                    suplai   (penawaran)   perlu memperhitungkan data produksi, impor-ekspor (antar wilayah, antar negara), dan bantuan/transfer dari pihak lain (jika ada). Sementara itu dari sisi permintaan penting untuk memperhatikan adanya penggunaan oleh industri, konsumsi penduduk, penggunaan lain, tercecer, dan susut. Keakuratan penyediaan data permintaan dan penawaran akan menentukan keakuratan estimasi adanya surplus/defisit pangan pada tingkat harga yang terjadi di suatu wilayah pada waktu tertentu.


Pendekatan Kuantitatif dengan Memperhatikan Keterkaitan antar Variabel
Penggunaan fungsi penawaran dan permintaan merupakan salah satu contoh pendekatan analisis harga yang memperhatikan keterkaitan antar variabel. Keterkaitan antar variabel dapat divisualisasikan dengan menggunakan grafik maupun metode statistik. Penggunaan diagram dan atau penyajian secara grafis merupakan tahap awal

yang dapat dilakukan sebelum menganalisis secara lebih detail dengan menggunakan analisis ekonometrika.
Analisis regresi berganda merupakan salah satu model sederhana yang dapat digunakan untuk analisis harga dengan memperhatikan keterkaitan antar variabel. Persamaan regresi berganda secara umum mengungkapkan hubungan antara peubah (variabel) tidak bebas (Y) dengan beberapa peubah bebas (X). Secara matematis hubungan tersebut dituliskan sebagai berikut:
Yt = ÐŒ0 + ÐŒ1Xt1 + ÐŒ2 Xt2 + ÐŒ3Xt3 + …….+ ÐŒkXtk + et

Dimana:     Yt       = peubah tidak bebas yang diamati
Xtk    = peubah bebas yang diamati, sebanyak k peubah et       = galat (error/disturbance term)
ÐŒk       = parameter yang diduga
t       = 1, 2, 3…………..T jumlah pengamatan dari setiap peubah

Dalam contoh di atas, peubah Y tergantung (dipengaruhi) secara linear oleh peubah bebas X dan galat. Dalam pendugaan besaran koefisien Ќ, metode OLS (ordinary least
square) merupakan metode yang umum dipakai. Namun demikian, ketepatan pemilihan dalam penggunaan metode dan asumsi apakah hubungan antar peubah bersifat linear, kuadratik, atau bentuk lain tergantung pada bagaimana peubah  Y dan X dibangun (Jhonston, 1984; Maddala, 1977). Selain itu pemilihan metode pendugaan dan asumsi dalam analisis juga sangat ditentukan oleh expert-judgment peneliti berdasar pengalaman empiris di lapang.
Dari  ke  tiga  teknik  pendekatan  analisis  harga  seperti  diuraikan  di  atas, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah (1) perumusan masalah dan penetapan spesifikasi model untuk memecahkan masalah yang ada merupakan tahap awal yang penting dalam analisis harga, (2)  penyediaan data pengamatan dari peubah- peubah yang akan digunakan dalam analisis, spesifikasi model operasional akan sangat ditentukan oleh ketersediaan data, (3) teknik analisis  dan evaluasi uji ketepatan metode secara logika, teoritis dan empiris.
Tomeck dan Robinson (1990) menyebutkan terdapat 3 hal yang diperlukan oleh seorang analis untuk dapat melakukan analisis harga secara baik, yaitu (1) memiliki pengetahuan teori ekonomi yang baik, hal ini dapat membantu dalam memformulasikan model,  (2)  analis  harus  mempunyai  pengetahuan  yang  baik  terhadap  fenomena ekonomi dari sektor (komoditas) yang dianalisis termasuk ketersediaan datanya, dan (3) analis perlu  memiliki pengetahuan yang  cukup baik tentang metode dasar statistik. Apabila seorang analis telah memiliki tiga kemampuan tersebut dilengkapi dengan pengetahuan dalam pengolahan dengan sistem komputasi, maka analisis harga pangan dapat dilakukan secara baik.

PEMANFAATAN ANALISIS HARGA (PANGAN)


Pemanfaatan analisis harga terkait dengan pemahaman dan interpretasi dari hasil analisis untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perumusan kebijakan di bidang pangan, utamanya yang terkait dengan kebijakan peningkatan produksi, harga dan permintaan pangan.


Interpretasi Hasil Peramalan Harga berdasar Kecenderungan yang Terjadi
Dengan  mengasumsikan  trend  harga  suatu  komoditas  (rataan  perubahan harga tahunan) yang terjadi akan tetap berlangsung di masa yang akan datang, kita dapat meramalkan tingkat harga komoditas tersebut di waktu yang akan datang. Demikian pula halnya apabila kita mengasumsikan adanya perubahan laju kecende- rungan harga untuk peramalan harga yang akan datang dapat dilakukan dengan menetapkan besaran laju perubahan yang terjadi.
Dengan estimasi dan ramalan harga yang mungkin terjadi tersebut kita dapat merencanakan alokasi wilayah produksi suatu komoditas dengan pertimbangan utama adalah peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Dalam penentuan kebijakan ini analisis harga untuk berbagai komoditas yang memiliki keterkaitan dalam sisi permintaan maupun penawaran atau proses produksi juga menjadi pertimbangan dalam merumuskan kebijakan.


Interpretasi dari Parameter Dugaan
Seperti telah diuraikan sebelumnya, salah satu analisis sederhana dalam penggunaan model ekonometrika dalam analisis harga adalah melakukan pendugaan dari parameter harga dan permintaan terhadap suatu komoditas (pangan). Secara empiris,  menduga  elastisitas  harga  dan  permintaan  dan  atau  penawaran  suatu komoditas  merupakan  isu  yang  dapat  dijadikan  bahan  masukan  bagi  pengambil kebijakan pangan. Teori ekonomi mendefinisikan bahwa elastisitas harga terhadap permintaan menunjukkan proporsi (persen) perubahan permintaan yang akan terjadi apabila terjadi perubahan harga pada persentase tertentu. Dalam hal ini perubahan permintaan (kuantitas) dapat disebabkan oleh perubahan harga komoditas itu sendiri (elastisitas harga sendiri), maupun oleh perubahan harga barang lain (elasitisitas silang) baik yang bersifat substitusi maupun komplemen (Pindyck and Rubinfeld, 1994).
Dengan metoda yang sama juga dapat dilakukan pendugaan untuk mengukur perubahan pendapatan terhadap permintaan suatu komoditas (elastisitas pendapatan terhadap permintaan). Interpretasi dari dugaan parameter permintaan karena perubahan harga maupun pendapatan merupakan bahan masukan bagi pengambil kebijakan pangan  dalam menetapkan kebijakan harga maupun besaran pasokan (suplai)  dan produksi pangan di suatu wilayah. Pertimbangan yang digunakan dalam penetapan

kebijakan tersebut selain besaran estimasi parameter adalah keterjangkauan  dan daya beli yang terefleksikan dari peubah pendapatan konsumen terhadap harga yang ada dan tingkat harga yang masih memberikan insentif bagi produsen untuk tetap mengusahakan komoditas pangan yang dianalisis.
Selain itu penggunaan analisis statistik sederhana seperti koefisien variasi dan standar deviasi dari data harga komoditas secara deret waktu juga banyak digunakan oleh analis untuk mengetahui stabilitas harga yang terjadi dari suatu komoditas di suatu wilayah. Dalam hal ini semakin kecil nilai koefisien variasi maupun standar deviasi dari data harga  di suatu wilayah  dapat diinterpretasikan  bahwa  harga  relatif stabil atau memiliki fluktuasi yang rendah. Stabilitas harga merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk   memberikan sinyal kepada produsen terhadap faktor risiko harga yang mungkin dihadapi produsen dari pengusahaan suatu komoditas.


PENUTUP


Tanpa berpretensi mengabaikan peubah ekonomi, sosial, budaya dan politik, dalam menganalisis ekonomi pangan, peubah harga dari suatu komoditas merupakan aspek penting yang menentukan keberlanjutan pasar serta keseimbangan permintaan dan penawaran suatu komoditas (pangan). Dalam hal demikian maka analisis harga (pangan) merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan.
Secara umum terdapat tiga metode analisis harga yang biasa digunakan oleh para analis, yaitu (1) analisis kuantitatif yang didasarkan pada pola perilaku yang terjadi pada data deret waktu (time-series data), (2) pendekatan neraca (balance-sheet approach),  dan  (3)  pendekatan  kuantitatif dengan  memperhatikan  keterkaitan  antar variabel (fungsi permintaan-penawaran-harga). Selain itu, beberapa ekonom juga menggunakan teknik riset operasi seperti metode linear programming dalam analisis harga. Masing-masing alat analisis di atas memiliki kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu pemilihan alat analisis oleh peneliti/pengkaji/petugas tergantung pada tujuan analisis dan ketersediaan sumberdaya (tenaga, waktu, biaya) yang ada.
Hasil analisis harga dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan di bidang pangan khususnya terkait dengan upaya perumusan kebijakan stabilisasi harga dan peningkatan produksi pangan untuk menjamin kestabilan ketersediaan  pangan.  Selain  itu  hasil  analisis  harga  juga  dapat  digunakan  untuk membuat peramalan harga suatu komoditas di masa yang akan datang. Hal ini penting bagi perumus kebijakan dalam menetapkan tingkat harga dengan tetap mempertim- bangkan kepentingan produsen maupun konsumen.

DAFTAR PUSTAKA


Jhonston, J. 1984. Econometric Methods. Third edition. New York: Mc Graw-Hill. Maddala, G.S.   1977.  Econometrics.  New York: Mc Graw-Hill.
Pindyck, R.S. and D.L. Rubinfeld. 1994. Microeconomics. Third Edition. Prentice Hall, Englewood
Cliffs, New Jersey.
Tomeck,  W.G.  and  K.L.  Robinson.  1990. Agricultural  Product  Prices.  Third  Edition.  Cornell
University Press.